6 Jan 2019

INSTALASI, KONFIGURASI & SETTING PADA DEBIAN

Install Paket DHCP Server di Debian 8
Pada Debian 8 (khususnya Debian 8.6 seperti yang digunakan pada tutorial ini), paket yang disediakan secara default untuk menjalankan tugas sebagai DHCP server adalah “isc-dhcp-server”. Jika anda menggunakan DVD untuk instalasi, pada Debian 8.6 paket tersebut berada DVD-Binary 2.
Masukkan DVD-Binary 2 dan ketikkan perintah berikut agar daftar paket tersebut ditambahkan:
# apt-cdrom add
Kemudian ketik perintah berikut untuk menginstall paket isc-dhcp-server sebagai DHCP server.
# apt-get install isc-dhcp-server
Pastikan paket tersebut berhasil terinstall dengan baik. Pada saat proses instalasi isc-dhcp-server, akan muncul pesan failed. Tidak perlu takut, pesan failed tersebut terjadi dikarenakan konfigurasi IP Address pada file network interfaces berbeda dengan konfigurasi IP Address default pada konfigurasi DHCP Server

Konfigurasi DHCP Server di Debian 8

Setelah berhasil menginstall paket untuk DHCP server. Selajutnya lakukan konfigurasi pada file konfigurasi untuk DHCP server.
Pertama, buka file “dhcpd.conf” yang merupakan konfigurasi  utama DHCP server di Debian, buka file tersebut dengan perintah berikut:
nano /etc/dhcp/dhcpd.conf
Kemudian file tersebut akan terbuka dengan editor nano. File tersebut berisi banyak script konfigurasi-konfigurasi DHCP Server. Temukan baris dengan script konfigurasi seperti berikut.
#A slightly different configuration for  an internal subnet.
#subnet 10.5.5.0 netmask 255.255.255.224 { 
#  range 10.5.5.26 10.5.5.30;
#  option domain-name-servers ns1.internal.example.org;
#  option domain-name “internal.example.org”;
#  option routers 10.5.5.1;
#  option broadcast-address 10.5.5.1; 
#  default-lease-time 600;
#  max-lease-time 7200;
#}
Setelah kamu berhasil menemukannya, buang semua tanda pagar pada scipt konfigurasi tersebut dari baris “#subnet…” sampai dengan baris “#}” (tanda kurung kurawal).
Kemudian konfigurasikan file tersebut dengan konfigurasi IP Address dan jaringan seperti yang kamu inginkan. Pada tutorial ini kami menggunakan konfigurasi IP Address dan jaringan seperti pada tutorial Install dan Konfigurasi DNS Server sebelumnya, dan konfigurasi tersebut akan terus kami gunakan pada tutorial selanjutnya agar berkesinambungan dan mudah untuk dipelajari bagi pemula.
Ubah baris script konfigurasi tersebut hingga menjadi seperti berikut:
#A slightly different configuration for an internal subnet.
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 { 
  range 192.168.1.1 192.168.1.254;
  option domain-name-servers 192.168.1.1;
  option domain-name “sudoway.xyz”;
  option routers 192.168.1.1;
  option broadcast-address 192.168.1.255; 
  default-lease-time 600;
  max-lease-time 7200;
}
Setelah berhasil diubah seperti diatas atau seperti yang kamu inginkan. Simpan konfigurasi tersebut dengan menekan kombinasi CTRL + O pada keyboard, kemudian tekan Enter. Tekan kombinasi CTRL + X pada keyboard untuk keluar dari file tersebut.
Selanjutnya adalah menentukan interfaces atau kartu jaringan (Network Interfaces Card) mana yang akan gunakan untuk untuk membarikan layanan DHCP Server. Ketikkan perintah berikut untuk membuka file tersebut:
# nano /etc/default/isc-dhcp-server
Kemudian file tersebut akan terbuka dengan editor nano, kemudian cari script dengan tulisan “INTERFACES=”, biasanya berada pada baris paling bawah. Kemudian pilih interfaces yang akan kamu gunakan untuk memberi layanan DHCP Server. Jika kamu hanya punya satu interfaces, masukkan saja “eth0” diantara tanda kutip pada script tersebut, seperti ini:
INTERFACES=”eth0”
Atau jika kamu mempunyai lebih dari satu interfaces yang kamu gunakan, masukkan (ganti) interfaces ke berapa yang kamu gunakan untuk memberi layanan DHCP server, urutan penamaan interfaces atau Network Interfaces Card (Kartu Jaringan) dimulai dari “eth0”, “eth1”, “eth2”, “eth3” dan seterusnya.
Setelah berhasil mengkonfigurasi file untuk memilih interfaces, simpan konfigurasi tersebut dengan menekan kombinasi CTRL + O pada keyboard, lalu tekan Enter. Untuk keluar, tekan kombinasi CTRL + X pada keyboard.
Konfigurasi DHCP server sudah selesai sampai sejauh ini. Kemudian restart service isc-dhcp-server agar hidupkan ulang dan konfigurasi baru dapat terbaca dengan memasukkan perintah berikut:
service isc-dhcp-server restart
Ketika pertama kali service isc-dhcp-server restart, akan keluar pemberithuan error, biarkan saja tidak tidak apa-apa. Cukup lakukan restart tersebut sekali lagi dengan perintah yang sama seperti diatas.
Apabila masih ada error, berarti adalah kesalahan konfigurasi. Coba periksa kembali file-file konfigurasi tersebut dengan hati-hati satu-persatu, apakah sudah benar
CARA SETTING DHCP DI DEBIAN  

1. Login : root,dan masukkan password anda :
2.setting IP address :nano /etc/network/interfaces
3.tekan "F2" lalu pilih "Y" untuk menyimpan
 
4.lalu restart networking :service networking restart
 install bind: "apt-get install bind9 -y"

5.tunggu proses nya hingga selesai
6.masuk di bind9  : cd /etc/bind
   dan backup file db.127 dan db.local seperti dibawah ini

[ls : adalah perintah untuk melihat isi di directory]
7.buka dan edit file "db.192" : nano db.192: nano db.192 dan edit seperti ini
9.tekan "F2" lalu pilih "Y" untuk menyimpan
   lalu edit juga file "db.adam" : nano adam
10. Setting file zona untuk dns nya : "nano named.conf.default-zones"
      tekan "F2" lalu pilih "Y" untuk menyimpan 
     dan tambahkan script seperti ini dibagian bawahnya localhost
11.tekan "F2" lalu pilih "Y" untuk menyimpan
     masuk ke resolv.conf :nano /etc/resolv.conf
     lalu edit seperti dibawah ini
12.tekan "F2" lalu pilih "Y" untuk menyimpan
masuk ke hosts :nano /etc/hosts -->{digunakan untuk medaftarkan host/domain yang ada} 
     lalu edit seperti dibawah ini
13. tekan "F2" lalu pilih "Y" untuk menyimpan
install isc-dhcp-server :apt-get isc-dhcp-server
14.tunggu hingga selesai(setelah install memang ada tulisan failed karena belum disetting maka harus disetting terlebih dahulu).setelah selesai setting dhcp di:nano /etc/dhcp/dhcpd.conf

15.setting kurang lebihnya seperti ini

[ket :ini adalah keterangan lebih lanjut dari gambar di atas
#  A slightly different configuration for an internal subnet.
 Subnet <Network/juga disebut Subnet address> netmask <subnet mask pada eth0>;
    range <yaitu (First Host)_(Last Host)>;
    option domain-name-servers  <ip yang dijadikan DNS tadi/eth0>;
    option domain-name "<nama domain>;
#  option routers <tidak usah di atur>;
    option broadcast-address <angka broadcast>; 
    default-lease-time 600;
    max-lease-time 7200;
}
]
16.restart isc-dhcp-server:service isc-dhcp-server restart
kalau ada tulisan ok berarti dhcp anda telah selesai disetting
17.ketik :"nano /etc/default/isc-dhcp-server" untuk menjadikan port mana yg di terima client untuk mendapatkan ip DHCP
18.lalu tambahkan "eth0" di interfaces seperti ini
19.restart lagi isc-dhcp-server,lalu coba di client nya
20.klik repair supaya client mendapatkan ip DHCP dari server linux
21.yang terakhir adalah pengecekan ip berapa yang didapat oleh client caranya :klik kanan,pilih status->support->details
22.selesai juga deh,semoga berhasil :)

Instalasi Bind9 sebagai aplikasi DNS di Debian 8

Bind9 (Barkeley Internet Name Domain versi 9) adalah paket DNS Server yang paling terkenal dan paling umum digunakan saat ini.
Untuk menginstall Bind9 atau paket lain pada Debian dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti menggunakan CD, DVD, Flashdisk, atau melalui repository.
Agar lebih mudah dalam prakteknya, kami menggunakan media instalasi DVD, file .iso untuk DVD bisa didapatkan atau didownload di situs resmi Debian. Semua aplikasi yang dibutuhkan, sudah tersedia pada DVD-DVD tersebut yang tersedia dalam beberapa binary.
Paket Bind9 terletak dalam DVD Binary-1. Masukkan DVD Binary-1 dan ketikkan perintah berikut untuk menginstall Bind9.
# apt-get install bind9
Kemudian tekan enter dan tunggu proses instalasi bind9 hingga selesai.

Konfigurasi Domain Name System (DNS) di Debian

Membuat Zone Domain

Ada beberapa konfigurasi yang harus dilakukan untuk memasang service Domain Name System (DNS) di Debian.
Salah satu yang paling penting adalah membuat zone domain. Di zone domain kita akan membuat file forward dan reverse untuk konfigurasi selanjutnya. Pada zone domain juga kita akan memilih nama domain yang akan digunakan.
Tentukan nama domain yang ingin digunakan, anda bisa menggunakan domain dengan ekstensi apapun, seperti ekstensi “.com”, “.net”, “.org”, “.co.id” atau lainnya. Tetapi ini hanya berlaku untuk koneksi lokal (LAN) atau jaringan yang tidak terhubung dengan internet. Untuk jaringan yang terhubung dengan internet, anda harus mendaftar terlebih dahulu nama domain tersebut ke pihak pengelola domain.
Jika hanya sebagai koneksi lokal, silahkan pilih nama domain bebas seperti yang anda inginkan, pada tutorial ini kami menggunakan nama domain “sudoway.xyz”.
Ketikkan perintah berikut untuk membuka file konfigurasi zone domain:
# nano /etc/bind/named.conf.default-zones
Setelah file terbuka anda akan menemukan beberapa konfigurasi pada file tersebut, kemudian cari script konfigurasi seperti berikut
# ...
zone "localhost" { 
        type master;
        file "db.local";
};
zone "127.in-addr.arpa" {
        type master;
        file "db.127"; 
};
...
Kemudian ubah script tersebut hingga menjadi seperti berikut
# ...
zone "sudoway.xyz" { 
        type master;
        file "db.alamat";
};
zone "1.168.192.in-addr.arpa" {
        type master;
        file "db.ip"; 
};
...
Script yang di-bold atau ditebalkan pada script diatas adalah yang perlu diubah dari script sebelumnya atau script default. “db.alamat” adalah nama file forward yang baru dan “db.ip” adalah nama file reverse.
Kedua file tersebut adalah file baru yang belum memiliki apa-apa. Duplikat kedua file baru tersebut dari file forward dan reverse default dengan perintah berikut:
# cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.alamat
# cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/db.ip

Konfigurasi File Forward

Forward berfungsi untuk memetakan atau menerjemahkan nama domain ke dalam alamat IP Address. Konfigurasi forward berada pada file “db.alamat” yang telah kita buat sebelumnya, ketikkan perintah berikut untuk membuka file forward:
# nano /etc/bind/db.alamat
Kemudian akan terbuka file forward dengan konfigurasi defaultnya. Edit isi file tersebut hingga menjadi seperti berikut:
$TTL 604800
@    IN    SOA    sudoway.xyz. root.sudoway.xyz. (
                         2    ; Serial
                    604800    ; Refresh
                     86400    ; Retry
                   2419200    ; Expire
                  604800 )    ; Negative Cache TTL
@    IN    NS    sudoway.xyz.
@    IN    A     192.168.1.1 
www  IN    A     192.168.1.1

Konfigurasi File Reverse

Jika forward berfungsi untuk memetakan atau menerjemahkan nama domain ke dalam IP Address, maka reverse berfungsi sebaliknya. Reverse akan memetakan atau menerjemahkan IP Address kedalam alamat domain.
Konfigurasi reverse yang telah kita buat terletak pada file “db.ip”, ketikkan perintah berikut untuk membuka file reverse:
# nano /etc/bind/db.ip
Kemudian file tersebut akan terbuka dengan konfigurasi reverse default di dalamnya. Edit file tersebut hingga menjadi seperti berikut:
$TTL 604800
@    IN    SOA    sudoway.xyz. root.sudoway.xyz. (
                      1    ; Serial
                 604800    ; Refresh
                  86400    ; Retry
                2419200    ; Expire
              604800 )     ; Negative Cache TTL
                           ;
@    IN    NS    sudoway.xyz.
1    IN    PTR   sudoway.xyz.
Angka “1” pada baris terakhir di konfigurasi file tersebut merupakan octet terakhir dari IP address yang digunakan. Jangan lupa simpan file tersebut.

Menambahkan DNS dan Nameserver di resolv.conf

Setelah berhasil mengkonfigurasi zone domain, forward dan reverse, tahap terkahir konfigurasi Domain Name System adalah dengan menambahkan DNS dan nameserver pada file “resolv.conf”.
Ketikkan perintah berikut untuk membuka file resolv.conf:
nano /etc/resolv.conf
Hapus isi file tersebut dan ganti dengan DNS dan nameserver yang anda gunakan seperti berikut:
domain sudoway.xyz
search sudoway.xyz
nameserver 192.168.1.1
Simpan konfigurasi tersebut.
 Setting DNS pada Linux Debian 8
1.Pertama, kita harus menjalankan operasi linux pada debian 8 melalui aplikasi virtualbox.Login di isi dengan root dan isi password sesuai dengan yang sudah kamu buat.

2. Selanjutnya, masukan perintah nano /etc/network/interfaces untuk memastikan IP yang muncul sudah sesuai dengan IP yang akan kita gunakan untuk proses selanjutnya.Jika sudah tekan CTRL+O untuk menyimpan dan tekan CTRL+X untuk keluar dari proses pengeditan.
3. Setelah itu, ketikan perintah /etc/init.d/networking restart jika berhasil akan muncul seperti gambar dibawah. Lulu ketikan ifconfig untuk mengecek kunfigurasi sudah benar.
Lalu ketikan ifconfig untuk mengecek kunfigurasi sudah benar. Jika benar akan muncul seperti gambar dibawah :
4. Jika langkah diatas sudah selesai ping IP Address, jika tampilan seperti ini berarti IP sudah berjalan dengan lancar.
Tekan CTRL+Z untuk keluar.
5. Selanjutnya kita akan menginstall Bind9 dengan perintah apt-get install bind9, tekan Y lalu Enter gunakan DVD Binary 1.iso.
6. Selanjutnya copy file /etc/bind/db.local menjadi /etc/bind/db.terserahdengan perintah
 cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.terserah
 

 Copy sekali lagi file /etc/bind/db.local menjadi /etc/bind/db.192 dengan perintah
 cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.192
7. Selanjutnya ketikan perintah nano /etc/bind/named.conf.local. Ubah menjadi :
8. Sesudah itu kita lanjut untuk mauskan perintah nano /etc/bind/named.conf.optionsUbah menjadi:
9. Kemudian ketikan perintah nano /etc/bind/db.nisya menjadi:
10. Setelah itu ketikan perintah nano /etc/bind/db.192 menjadi:
11. Jika sudah betul dalam pengeditan file, maka restart bind9 dengan perintah /etc/init.d/bind9 restart

12. Tambahkan “nameserver” dengan perintah nano /etc/resolv.confmenjadi:
13. Cek konfigurasi dengan perintah nslookup
14. Lakukan uji coba dengan ping dari computer client menggunakan nama domain, sebelum melakukan uji coba kita harus mengatur IP Address pada adapter VITRUAL HOST-ONLY NETWORK. Klik protocol version 4 (TCP/IPv4) klik Properties isi IP address, subnetmask, dan preferred DNS server.
Setelah selesai mengatur IP, buka cmd dan coba PING, jika berhasil akan muncul seperti gambar dibawah ini 

Install Paket FTP Server di Debian 8

Ada beberapa paket yang tersedia atau bisa digunakan sebagai aplikasi FTP server di Debian, seperti vsftpd, ProFTPd dan sebagainya.
Pada tutorial ini kita akan menggunakan aplikasi ProFTPd sebagai aplikasi FTP server. ProFTPd adalah salah satu aplikasi paling populer untuk FTP server. ProFTPd berada dibawah lisensi GPL atau GNU General Public License.
Pada Debian 8, nama package dari aplikasi ProFTPd adalah “proftpd-basic”. Packageproftpd-basic tersebut adalah versi terbaru dari ProFTPd. Jika kamu melakukan instalasi paket menggunakan DVD, package proftpd-basic berada pada DVD-binary-2, jangan lupa tambahkan DVD-binary-2 terlebih dahulu sebelum menginstallnya.
Untuk menginstall package ProFTPd di Debian, ketikkan perintah berikut :
apt-get install proftpd-basic
Pada saat proses instalasi, kamu akan diminta untuk memilih jenis servis FTP server yang akan digunakan, apakah akan berjalan sebagai “standalone” atau “from inetd”,
Pilih FTP jenis Standalone
Pilih FTP Jenis Standalone Server
Pilih saja pilihan“standalone” dan tekan Enter. Tunggu proses intalasi ProFTPd hingga selesai.

Konfigurasi FTP Server di Debian 8

Sebelum melakukan konfigurasi FTP Server di Debian 8, pastikan kamu sudah melakukan konfigurasi interfaces atau IP address di komputer server.
Jika kamu sudah mengikuti tutorial konfigurasi DNS Server, DHCP Server dan NTP Server sebelumnya, kamu bisa langsung melanjutkan tutorial ini karena IP address sudah di konfigurasi pada tutorial sebelumnya.
Letak file utama untuk konfigurasi FTP server di Debian 8 adalah terletak pada file “proftpd.conf”. Buka file tersebut menggunakan text editor nano untuk melakukan konfigurasi, ketikkan perintah berikut:
nano /etc/proftpd/proftpd.conf
Kemudian terbuka file konfigurasi file “proftpd.conf” dengan text editor nano. Cari tulisan “ServerName” pada file tersebut, seperti berikut :
…
ServerName                       “Debian”
…
Kemudian ganti kata “Debian” pada script tersebut dengan domain yang kamu gunakan, seperti berikut :
…
ServerName                       “sudoway.xyz”
…
Selanjutnya konfigurasi metode otentifikasi atau akses terhadap FTP server. Ada dua jenis metode yang bisa kamu pilih, yaitu User Authentication Login atau Anonymous Login.

Konfigurasi FTP Server Untuk User Authentication Login

User Authentication Login adalah metode dimana FTP server hanya bisa diakses oleh pengguna yang memiliki username. Untuk mengkonfigurasi FTP Server dengan metode User Authentication Login, tambahkan script berikut di bagian paling bawah konfigurasi file “proftpd.conf”.
<Anonymous    /fileftp>
User          sudoway
</Anonymous>
Setelah selesai, simpan konfigurasi tersebut dengan menekan kombinasi keyboard / shortcut CTRL + O dan kemudian tekan Enter. Setelah tersimpan, keluar dari file tersebut tersebut dengan menekan kombinasi keyboard / shortcut CTRL + X.

Konfigurasi FTP Server Untuk Anonymous Login

Anonymous Login adalah metode dimana FTP server bisa diakses oleh semua orang tanpa harus melakukan otentifikasi username terlebih dahulu agar dapat diakses. Dengan metode ini, artinya siapapun bisa mengakses FTP Server meski tidak memiliki username. 
Untuk mengkonfigurasi FTP Server dengan metode Anonymous Login, tambahkan script berikut di bagian paling bawah konfigurasi file “proftpd.conf”.
<Anonymous    /fileftp>
User          anonymous       sudoway
</Anonymous>
Setelah selesai, simpan konfigurasi tersebut dengan menekan kombinasi keyboard / shortcut CTRL + O dan kemudian tekan Enter. Setelah tersimpan, keluar dari konfigurasi tersebut dengan menekan kombinasi keyboard / shortcut CTRL + X.

Membuat Folder Untuk FTP Server

FTP Server membutuhkan folder atau direktori sebagai lokasi penyimpanan file yang akan disimpan di FTP server. Pada konfigurasi diatas kita sudah menetukan nama folder tersebut yaitu “/fileftp”.
Namun folder tersebut belum dibuat, ketikkan perintah berikut untuk membuat folder lokasi penyimpanan file FTP server :
mkdir /fileftp
Kemudian tambahkan hak akses kepada file tersebut sesuai dengan hak akses yang kamu inginkan. Untuk memberikan hak akses read, write, dan execute kepada semua usergroup dan other terhadap folder tersebut, ketikkan perintah berikut:
chmod –R 777 /fileftp
Agar direktori FTP tersebut tidak kosong, kamu dapat membuat dua folder di dalam FTP tersebut dengan menggunakan perintah berikut:
cd /fileftp
mkdir folder1 folder2

Membuat User Untuk FTP Server

Jika menggunakan metode User Authentication Login, kamu harus membuat user-user yang dapat mengakases FTP tersebut, kamu bisa membuat user sebanyak yang kamu inginkan dengan menggunakan perintah “useradd –d /fileftp/ namauser”.
Ganti kata “namauser” dengan username yang ingin kamu buat, seperti berikut:
useradd –d /fileftp/ sudoway
Tambahkan password atau kata sandi pada user tersebut dengan menggunakan perintah berikut:
passwd sudoway
Kemudian kamu akan dimintai untuk memasukkan password untuk user tersebut, masukkan password dan tekan Enter. Kamu akan dimintai untuk mengulangi memasukkan password untuk mengonfirmasi password tersebut, masukkan kembali password tersebut dan tekan Enter.

Menambahkan Subdomain Untuk FTP Server

Biasanya FTP server diakses dengan menggunakan IP address atau alamat seperti “ftp://192.168.1.1” Jika di komputer server sudah terpasang DNS server, FTP juga bisa diakses melalui alamat domain seperti “ftp://sudoway.xyz”, atau kamu juga menambahkan alamat domain sendiri untuk FTP server dengan menggunakan subdomain, seperti “ftp.sudoway.xyz”.
Namun komputer server tersebut harus sudah terpasang DNS server terlebih dahulu. Jika sudah terpasang, tambahkan subdomain untuk FTP server pada file forward.
Jika kamu mengikuti tutorial Install dan Konfigurasi DNS Server di Debian 8 sebelumnya, kamu dapat menambahkan subdomain dengan cara berikut. Buka file forward yang bernama “db.alamat” dengan menggunakan perintah:
nano /etc/bind/db.alamat
Kemudian akan terbuka file dengan konfigurasi seperti berikut:
$TTL 604800
@    IN    SOA    sudoway.xyz. root.sudoway.xyz. (
                         2    ; Serial
                    604800    ; Refresh
                     86400    ; Retry
                   2419200    ; Expire
                  604800 )    ; Negative Cache TTL
@    IN    NS    sudoway.xyz.
@    IN    A     192.168.1.1 
www  IN    A     192.168.1.1
Kemudian tambahkan subdomain “ftp” di bagian paling bawah pada file konfigurasi “db.alamat” tersebut sehingga file tersebut menjadi seperti berikut:
$TTL 604800
@    IN    SOA    sudoway.xyz. root.sudoway.xyz. (
                         2    ; Serial
                    604800    ; Refresh
                     86400    ; Retry
                   2419200    ; Expire
                  604800 )    ; Negative Cache TTL
@    IN    NS    sudoway.xyz.
@    IN    A     192.168.1.1 
www  IN    A     192.168.1.1
ftp  IN    A     192.168.1.1
Simpan konfigurasi dengan menekan kombinasi keyboard /shortcut CTRL + O dan Enter. Untuk keluar dari file tersebut, tekan kombinasi keyboard / shortcut CTRL + X.
Cara Setting PROFTPD di Debian
1. Login : root,dan masukkan password anda :
2.setting IP address :nano /etc/network/interfaces
tekan "F2" lalu pilih "Y" untuk menyimpan
3.Pastikan telah terinstall bind9 untuk dns Server nya nanti
   Dengan cara install bind9 : apt-get install bind9 -y
4.tunggu proses nya hingga selesai
5.install proftpd sebagai debian server:apt-get install proftpd -y
6.pilih standalone untuk versi offline nya dan tekan ok

7.sekarang setting DNS untuk ftp nya dgn masuk ke directory bind nya =cd /etc/bind 
lalu backup settinganya

8.buka konfigurasi db. lalu setting seperti contoh ini
[Ket:tambahkan ftp seperti gambar di bawah ini supaya bisa masuk di ftp bukan www] 
tekan "F2" lalu pilih "Y" untuk menyimpan 

9.buka juga konfigurasi db.<ip> lalu setting seperti contoh ini
   tekan "F2" lalu pilih "Y" untuk menyimpan
10.buka zona untuk dns nya:"nano named.conf.default-zones" lalu setting zona untuk dns nya
tekan "F2" lalu pilih "Y" untuk menyimpan 
11.restart bind9:service bind9 restart
12.setting juga file hosts:nano /etc/hosts

13.konfigurasi proftpd yang sudah terinstall karena proftpd belum pasti aktif
contoh:"nano /etc/proftpd/proftpd.conf" dan setting seperti ini
14.cari baris seperti ini 
     hapus tanda pagar untuk mengaktifkan konfigurasi proftpd
     dari<anonymous  ~ftp> sampai ke </anonymous>              ------------>bagian bawah sendiri
15.nah seperti inilah jadinya
[ket: <Anonymous ~ftp> merupakan directory asli ftp"/srv/ftp" dan dapat diganti menjadi contoh:<Anonymous /home/adam> untuk mengantinya ke "/home/adam",sedangkan "user ftp" dapat diganti user anda sendiri contoh "user adam" karena "ftp" merupkan login ftp secara "Anonymous"]

Instalasi dan Konfigurasi Proxy Server di Debian


Kali ini saya akan membuat tutorial tentang Proxy Server yang memiliki fungsi:

1. Pembatasan website tertentu (facebook,twitter,dll) pada jam-jam belajar, tapi bisa di akses di luar jam itu.
2. Web caching
3. Blok web-web porno, sara, judi, dll (include porno.txt)


Selain itu proxy juga dapat digunakan untuk Security, misalnya memblokir akses ke suatu website ataupun sebagainya. Software yang akan digunakan kali ini adalah Squid pada Linux Debian Squeeze

1. Pertama kita install paket Squidnya

#apt-get install squid

2. Setelah melakukan penginstalan kita masuk ke file squid.conf dengan perintah :

#nano /etc/squid/squid.conf

Lalu perintah selanjutnya kita harus mencari dan mengedit konfigurasi didalam sqiud.conf biar mudah anda dapat menekan ctrl+w (search/where is) cari tulisan dubawah ini dan diedit sesuai dengan perintah yang saya berikan.

Code:
http_port 3128                   ( tambahkan tulisan 'transparent' di belakangnya ) 
cache_mem 8 mb               ( hilangkan tanda pagar didepannya dan angka delapan diganti dengan 64 mb ) 
cache_swap_low 90           ( hilangkan tanda pagar didepannya ) 
cache_swap_high 95          ( hilangkan tanda pagar didepannya ) 
cache_mgr admin@proxy   ( hapus tanda pagar didepannya, dan ditambahkan admin@(domain kamu)                                                     sehingga menjadi cache_mgr admin@(domain kamu) ) 
visible_hostname                ( dan cari tulisan '# none' dibawahnya, lalu dihapus dan di tulis visible_hostname                                              proxy@(domain kamu)

3. Cari tulisan acl CONNECT (ditambahkan dibawahnya)

Code:
acl blacklist url_regex -i "/etc/squid/blacklist.txt" ( letak file blacklist )
acl url dstdomain "/etc/squid/url.txt"                    ( letak file url.txt )
acl lan src 192.168.10.0/24                               ( ip ini disesuaikan dengan ip lan yang akan berhubungan                                                                                dengan client ) 
http_access deny blacklist 
http_access deny url 
http_access allow lan
lalu save konfigurasi dengan menekan ctrl+o (enter) ctrl+x (enter) lalu buat file blacklist.txt & url.txt dengan perintah

4. Buka file blacklist dan url

#nano /etc/squid/blacklist.txt

( masukan tulisan yang akan diblokir misal "facebook"

#nano /etc/squid/url.txt

( masukan domain yang akan diblokir misalnya "kaskus.co.id"

5. Lalu restart paket squid dengan perintah

#/etc/init.d/squid restart

untuk melihat settingan squid sudah benar atau belum kita dapat mengetikan perintah

#squid -z 

(jika muncul "Creating Swap Directori" maka konfigurasi squid telah selesai. Jalan kembali pake squid dengan perintah


6. Lalu konfigurasi iptables pada rc.local untuk memforward port 80 ke port squid 3128, dengan perintah:

# nano /etc/rc.local

iptables -t nat -A PREROUTING -p tcp -d 0/0 --dport 80 -j REDIRECT --to-ports 3128

Install Web Server Apache di Debian 8

Apache adalah salah satu aplikasi web server yang paling banyak digunakan pada server-server untuk menangani website-website. Apache sudah tersedia secara default pada Debian 8, baik pada repository atau pada file iso yang tersedia dalam beberapa binary DVD yang bisa kamu unduh di website Debian langsung.
Jika kamu ingin menginstall Apache menggunakan repository, pastikan kamu sudah terhubung ke internet dan sudah menambahkan repository dari Debian 8 pada komputer kamu, atau jika kamu menggunakan DVD, masukkan DVD Binary 1 yang merupakan letak dimana aplikasi Apache tersedia.
Untuk menginstall Apache pada komputer kamu, cukup masukkan perintah seperti berikut:
# apt-get install apache2
Tekan Enter jika keluar sebuah output yang menanyakan apakah benar kamu ingin menginstalnya.
Kemudian tunggu proses instalasi Apache hingga selesai dan pastikan berhasil  dengan baik. Apache yang kita install disini adalah Apache 2 yang merupakan versi terbaru dari Apache.

Konfigurasi Web Server di Debian 8 Menggunakan Apache

Ada banyak konfigurasi pada web server yang bisa kamu lakukan sesuai dengan kebutuhan kamu. Namun pada tutorial kali ini kita akan belajar terlebih dahulu konfigurasi dasar atau konfigurasi utama dari web server Apache.
File konfigurasi utama dari web server Apache pada Debian 8 terletak pada file “/apache2/sites-available/000-default.conf”. Pada file ini kamu bisa melakukan konfigurasi web server sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan yang kamu inginkan.
Masukkan perintah berikut untuk membuka file tersebut dengan menggunakan text editor nano:
# nano /etc/apache2/sites-available/000-default.conf
Kemudian file konfigurasi tersebut akan terbuka dengan text editor nano. Pada file tersebut terdapat banyak teks yang merupakan baris-baris konfigurasi default dari web server Apache pada Debian 8.
Cari baris konfigurasi seperti berikut pada file tersebut:
<VirtualHost *:80>
...
ServerAdmin webmaster@localhost
DocumentRoot /var/www/html
...
Kemudian ubah dan tambahkan baris konfigurasi tersebut hingga menjadi seperti berikut:
<VirtualHost *:80>
...
ServerAdmin admin@sudoway.xyz
ServerName www.sudoway.xyz
DocumentRoot /var/www/html
...
Baris konfigurasi “<VirtualHost *:80>” menandakan bahwa web server berjalan pada port 80. Sedangkan “ServerName www.sudoway.xyz” merupakan alamat domain dari website utama pada web server tersebut.
Jangan lupa ubah “www.sudoway.xyz” pada baris konfigurasi tersebut dengan nama domain yang kamu gunakan. Pastikan domain tersebut sesuai dengan nama domain yang kamu gunakan pada settingan DNS sebelumnya.
Baris “DocumentRoot /var/www/html” pada baris konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi lokasi penyimpanan file utama dari website-website pada web server, kamu bisa mengubah direktori ini dengan direktori dimana kamu ingin menyimpan file-file website tersebut.
Jika sudah selesai melakukan konfigurasi pada file tersebut. Simpan hasil konfigurasi tersebut dengan menekan kombinasi CTRL + O pada keyboard, kemudian tekan Enter. Untuk keluar dari file tersebut tekan kombinasi keyboard CTRL + X, kemudian tekan Enter.

Konfigurasi File Index.html

File Index utama atau file website default dari web server ini terletak pada file “index.html” yang berada pada direktori “/var/www/html” atau di direktori dimana kamu mengatur akan menyimpan konfigurasi-konfigurasi file website pada langkah sebelumnya.
File ini merupakan file index dari website yang bisa kamu atur sesuai dengan bagaimana tampilan dari website kamu. Untuk membuka file tersebut, masukkan perintah berikut:
# nano /var/www/html/index.html
Kemudian akan terbuka sebuah file yang berisi konfigurasi tampilan default website dari web server Apache. Pada file ini kamu bisa mengatur bagaimana website kamu akan bekerja dan akan tampil.
Karena pada tutorial ini kita hanya fokus pada bagaimana caranya melakukan instalasi dan konfigurasi web server, jadi kita hanya akan sedikit mengubah file ini untuk mengetahui apakah web server sudah berjalan dengan baik.
Ubah file tersebut dengan tulisan yang kamu inginkan, atau agar lebih mudah hapus isi file tersebut dan ubah hingga menjadi seperti berikut:
<html>Selamat Datang di Web SUDOWAY.ID!! </html>
Jika sudah, kemudian simpan file tersebut dengan menekan kombinasi keyboard CTRL + O dan kemudian Enter. Keluar dari file tersebut dengan menekan kombinasi keyboard CTRL + X dan kemudian Enter.